7 Fakta Tsunami yang Penting Diketahui, Gelombang Maut – Beberapa waktu lalu di era modern ini, Indonesia mengalami tsunami, antara lain di Banten dan Palu, setelah sebelumnya dialami di Aceh. Apakah kamu sendiri tahu mengenai tsunami, yang sempat melanda Aceh pada tahun 2004 dan merenggut nyawa hingga 200 ribu jiwa di Asia Tenggara itu?
Banyak informasi mengenai tsunami yang masih saja salah dipahami oleh masyarakat luas. Berikut adalah beberapa fakta mengenai tsunami, bencana alam berbentuk ombak besar, yang begitu ditakuti!
1. Sering diidentikkan dengan mitos
Pada zaman dahulu, tsunami sering dianggap sebagai bentuk kekuatan dewa-dewa. Contohnya adalah kala Persia menginvasi kota di Yunani, Potidaea, di mana para prajurit Persia berjalan melewati air laut yang surut tiba-tiba, namun seketika mereka disapu oleh ombak besar. Fenomena itu dianggap oleh warga Yunani sebagai kekuatan dewa Poseidon yang marah kepada orang Persia.
2. Tidak berhubungan dengan fenomena pasang surut air laut
Tsunami sering disebut sebagai ombak pasang surut atau tidal wave. Akan tetapi, sebenarnya tsunami tidak berhubungan dengan fenomena pasang surut yang dipengaruhi oleh gravitasi bulan layaknya pasang surut air laut, melainkan lebih dipengaruhi oleh gejala internal bumi.
3. Ombak besar yang kelewat besar
Gejala alam yang juga sering dianggap dengan bencana alam tersebut sejujurnya sama dengan ombak. Mereka memiliki palung dan puncak layaknya sebuah pegunungan.
Mereka juga bukan kumpulan air yang bergerak, melainkan kumpulan tenaga yang bergerak melalui air. Hanya saja dalam kasus tsunami, ombak tersebut begitu besarnya sampai mampu mencapai daratan.
Baca Juga : Maritimjatim.info

4. Disebabkan oleh energi di bawah air
Ombak terbentuk karena embusan angin dan hanya mempengaruhi laut di lapisan permukaan. Hasilnya, ukuran dan kecepatan ombak masih terbatas dan tidak terlampau bahaya.
Namun, tsunami datang dari kekuatan yang ada di bawah laut. Mulai dari meletusnya gunung berapi, tanah longsor dan yang paling sering adalah gempa di bawah laut yang disebabkan pergeseran lempeng tektonik.
5. Gravitasi juga menjadi salah satu aspek terciptanya tsunami
Tenaga-tenaga dari fenomena alam tersebut menjalar menuju permukaan dan menyebabkan naiknya ketinggian air, namun ditarik kembali oleh gravitasi. Akibatnya tenaga tersebut menyebar secara horizontal dan menyebabkan adanya ombak yang dapat bergerak hingga kecepatan 800 km/jam.
6. Menyebabkan ombak yang berjalan lambat, tapi dalam ketinggian dan volume besar
Jika tsunami terbentuk jauh dari pantai, maka gejalanya dapat kamu lihat. Itu dikarenakan adanya pergerakan air di dalam laut di mana ketika sampai di laut yang memiliki perairan dangkal, kamu dapat melihat fenomena yang bernama wave shoaling.
Dikarenakan kurangnya air yang ada di perairan dangkal tersebut, energi yang besar itu dikompres dan menyebabkan gelombang ombak yang melambat namun membesar mencapai tinggi kurang lebih 30 meter. Palung tsunami yang mencapai pantai itulah yang menyebabkan adanya penyurutan air laut yang tidak normal.
7. Tidak hanya menyapu, tetapi juga menyeret
Layaknya gelombang air laut di pantai yang menyeret setelah menyentuh pantai, tsunami pun juga melakukan hal tersebut. Setelah mencapai pantai dan menenggelamkan mereka yang berada di dataran rendah, tsunami akan kembali ke laut, menyeret segala hal yang telah berhasil ditenggelamkan. Hasilnya, mereka yang tidak beruntung akan bersama-sama terkumpul bersama puing-puing menjadi debris.