Apakah kamu jelas teks di atas? Sebagian masyarakat yang menggunakan bhs Indonesia sebagai bhs ibu akan merasa sulit untuk jelas kata-kata tersebut. Coba aku tebak, kamu pasti menggunakan Google Translate untuk mengartikannya, bukan? Kalau tidak, coba cek deh makna dari kata-kata tersebut, nanti ke sini lagi, ya.
Nah, sudah jelas artinya? Coba, aku mengidamkan bertanya seberapa seringkah kamu menggunakan Google Translate? Pernahkah terlintas di dalam pikiranmu: Kok bisa, ya, dia membuat perubahan banyak bahasa?
Sebelum lebih jauh mengupas teknologi yang digunakan Google Translate, tahukah kamu bahwa translator tersebut merupakan tidak benar satu penerapan teknologi machine learning? Bagaimanakah caranya? Yuk, kami lihat penjelasan https://maritimjatim.info/ di bawah ini.
Sebelum adanya translator, aku percaya kamu adalah mantan pengguna kamus tebal. Namun, seperti yang nampak pada gambar tersebut, waktu ini benar-benar gampang sekali bukan di dalam membatasi sebuah kalimat? Cukup sekali klik saja, kamu bisa melacak jelas makna kata di dalam bhs asing.
Pada kenyataannya, sebuah translator perlu teknologi yang memadai rumit, lho, sampai bisa membuahkan bhs asing secara akurat. Teknologi di balik Google Translate itu disebut Machine Translation (MT).
Machine Translation adalah mesin yang bertugas untuk mengonversi sebuah teks antarbahasa secara otomatis yang menggunakan rancangan machine learning yang merupakan bagian dari Artificial Intelligence. Tentunya, proses yang dilewati oleh MT ini sangatlah kompleks dikarenakan bhs miliki ciri khasnya tersendiri dan benar-benar kaya akan diksi dan juga konteks yang menyertainya.
Contohnya, kamu mengidamkan memberikan kata-kata seperti di bawah ini.
“Saya tidak sedap badan”
Apabila kamu menerjemahkannya per kata ke di dalam bhs Inggris, artinya akan seperti di bawah ini.
“I don’t delicious body”
Aneh sekali, ya? Belum lagi, kata-kata di atas tidak tepat secara diksinya. Padahal, kamu bisa memberikan dengan singkat dan tepat seperti berikut.
“I’m not feeling well …”
Sebelumnya, teknologi MT pada Google Translate bekerja sebagai penerjemah per kata (word-by-word) menggunakan statistical machine translation sehingga masih sulit dipercaya sebagai translator yang baik. Jadi, pada th. 2016, Google berubah menggunakan Neural Machine Translation (NMT) yang dinamai sebagai Google Neural Machine Translation (GNMT).
Lalu, bagaimana cara kerja NMT?
Perhatikan gambar di atas, proses menerjemahkan kata-kata pada Google Translate dasarnya cuma lewat dua step yaitu input bhs yang akan diterjemahkan, kemudian diproses oleh neural network di dalamnya, kemudian akan membuahkan output bersifat bhs hasil terjemahan.
Namun, apakah isikan di di dalam neural network sehingga bisa menerjemahkan banyak bhs yang kami butuhkan? Saya akan mengatakan lebih detail lagi pada bagian arsitektur encoder-decoder.
Sebagaimana namanya, neural network merupakan jaringan saraf buatan yang terinspirasi dari jaringan saraf biologis yang menyusun otak manusia. Neural network biasanya terdiri dari 3 susunan yaitu input layer, hidden layer, dan output layer.
Input layer merupakan bagian yang menampung masukan (pada konteks ini merupakan kata atau kata-kata yang akan diterjemahkan) yang akan diproses oleh neural network. Hidden layer merupakan bagian yang akan produksi inputan tersebut manfaat membuahkan sebuah output. Terakhir, output layer (bisa bersifat angka, nilai probabilitas, ataupun vektor) merupakan susunan yang akan membuahkan keluaran dari neural network tersebut.
Gambar di atas adalah arsitektur dari encoder-decoder yang merupakan fundamental dari prosesnya google translate bekerja. Di bawah ini merupakan langkah-langkah praktis yang bekerja pada arsitektur encoder-decoder.
- Kalimat bhs Inggris adalah input yang akan diproses oleh tipe neural network.
- Sebelum digunakan, tipe neural network encoder akan dilatih untuk membuahkan vektor yang tepat untuk merepresentasikan data input.
- Model neural network decoder termasuk akan dilatih khususnya dahulu untuk sebelum saat digunakan untuk merubah vector (yang dihasilkan oleh tipe neural network encoder) jadi sebuah kata atau kata-kata di dalam bhs yang berbeda.
Selain bisa menerjemahkan banyak bahasa, Google Translate ternyata miliki lima fitur canggih lain yang jarang orang menggunakannya, loh! Simak penjelasannya di bawah ini.
- Speak to Translate. Seperti namanya, Google Translate bisa menerjemahkan lewat nada sebagai input.
- Camera Translation. Yup! Google Translate bisa memindai kata-kata lewat kamera. Keunggulan tersebut bisa digunakan pada sebuah buku, koran, atau sarana lainnya.
- Write to Translate. Selain diketik, translator ini bisa membatasi sebuah kata atau kata-kata lewat tulisan. Kelebihan ini diberikan seumpama huruf pada bhs yang akan diartikan tidak terdapat pada keyboard.
- Transcribe. Keunggulan keempat ini bisa digunakan untuk terjemah pembicaraan secara langsung. Bahasa yang tersedia di antaranya Inggris, Jerman,
- Perancis, Portugis, Thailand, Rusia, dan Spanyol. Fitur ini bisa melakukan terjemah di dalam durasi panjang dan hasilnya akan segera ditampilkan di layar.
- Offline Translate. Seperti judulnya, fitur ini bisa digunakan tanpa pemberian internet, tapi kamu wajib lebih pernah mengunduh bhs yang dibutuhkan.
Nah, kamu sudah menggunakan fitur Google Translate nomer berapa aja?
Wah… Di balik Google Translate yang benar-benar gampang penggunaannya, ternyata berbanding terbalik, ya, seumpama lihat dari segi pembuatannya? Bagaimana? Apakah kamu sudah jelas berkaitan pemanfaatan teknologi di balik Google Translate?
Tentunya, implementasi machine learning di Google Translate hanya lebih dari satu kecil pada machine learning yang pastinya miliki keilmuan dan implementasi benar-benar luas. Semoga dengan adanya blog ini akan mengimbuhkan wawasan berkaitan implementasi machine learning kamu, ya.